Surprise
—
“Babe, pulang yuk udah malem,” ajak Arka pada Zean yang sedang menghabiskan makanannya.
“Ih bentar duluu ini belum abiss,” balas Zean sambil menunjuk makanannya.
“Udah malem sayangg, nanti adik-adik kamu nyariin,”
“Ih udah mereka mah biarin aja, paling juga lagi pada main game, kita disini dulu aja. Lagian kamu mau kemana sih buru-buru aja orang baru ketemu juga, emang kamu gak kangen sama aku?”
“Yaa kangen, kan bisa besok lagi, kamu juga harus istirahat sekarang, pasti capek kan tadi lari lari di bandara,”
“Hmm iyaa sih, yaudah deh ayok,”
“Yaudah aku bayar dulu ya, kamu ke mobil aja duluan,”
“Okey,”
Arka pun membayar makanan tersebut dan Zean pergi ke mobil seorang diri, kemudian ia menyalakan mobil untuk menyalakan ac terlebih dahulu.
Setelah beberapa menit kemudian Arka pun datang dan langsung masuk ke dalam mobil, setelah itu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
“Kamu nanti mau langsung pulang?” tanya Zean.
“Main dulu paling sama anak anak,” jawab Arka yang sedang fokus menyetir.
“Ohh okeeyy,”
Setelah beberapa jam di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Zean.
“Sampe nih, ayo turun,” ajak Arka sambil melepaskan sabuk pengamannya.
Saat ini Zean hanya terdiam tidak membalas ajakan dari Arka.
“Ze ayo turun,”
Arka yang menyadari hal itu langsung menoleh ke arah Zean.
“Yaampun tidur ternyata, Ze bangun udah sampee,” ucap Arka sambil mengelus kepala Zean.
“Heemm,” “Udah sampe yaa? Hoaaammm,”
“Haha, iyaa udah sampe, capek banget yaa?”
“Lumayan sih hehe, yaudah yuk,”
“Ayo,”
Akhirnya mereka pun turun dari mobil dan langsung masuk kerumah, Arka menuntun Zean untuk masuk ke kamar nya.
“Sayang, aku ke kamar dulu ya? Kamu tunggu sini aja,” pinta Zean.
“Okeeyy,” balas Arka.
Zean pun membuka pintu kamar nya dan..
“Dorrrr”
“Surpriseeeeee”
“Yeyyyyyy happy birthdayy kak Zeaannnn”
Zean mematung di pintu, ia terkejut melihat kejadian tersebut, ia tidak menyadari hal ini, bahkan dirinya sendiri pun tidak sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.
“Loh? Kalian inget ulang tahun gue? Serius? Ini bukan mimpi kan?” Zean bertanya tanya kepada adiknya itu.
“Enggak kak, ini bukan mimpi, kita inget ulang tahun lo, ini juga rencana dari bang Arka,” jawab Jeviar sambil melirik ke Arka.
Zean menoleh kepada Arka, “Ka, serius? Kamu yang rencanain ini?” tanya Zean.
“Heem, aku yang rencanain semuanya, kamu tau gak? Aku pulang ke indo cuman mau rayain ini buat kamu, makanya kenapa aku ga bilang ke kamu, karena ini surprise, Ze,” jawab Arka.
“Arka… Hikss,”
Zean menghampiri Arka dan langsung memeluk Arka dengan erat.
“Makasih yaa sayangg, aku ga kepikiran soal ini, aku aja gatau kalau hari ini aku ultah hiks,” ucap Zean sambil menangis di pelukan Arka.
“Iyaa sayang, sama sama, jangan nangis dongg, masa ulang tahun malah nangis,” balas Arka dengan pelukannya itu.
“Ekheemmm,” Heksa berdehem.
“Asik yee pelukan di depan kitaa,” ledek Najendra.
“Haha sorry sorry,” balas Arka sambil melepaskan pelukannya.
“Yeee iri aje lo bocill,” ledek Zean kembali.
“Kak mending lo tiup dulu deh nih lilin nya, keburu meleleh nanti,” ucap Jeviar sambil memberikan kue kepada Zean.
“Oh iya lupa lupa, make a wish dulu yaa,” “Huff,” “Yeyyyyy, thanks yaaaa guysss,” ucap Zean sambil tersenyum kepada adik-adiknya.
“Oh iya nih kak balon buat lo, tempel di kamar sono, tadi gue mau nempel tapi lo keburu dateng,” ucap Reza sambil memberikan balon tersebut.
“Loh kok? 23?” tanya Zean.
“Loh, emang 23 kan?” tanya Reza kembali.
“Weh 22 anjir, siapa itu yang belii?” tanya Arka.
“Gue sama Najen hehe,” balas Jeviar sambil mengarukkan kepalanya.
“Yahh, Jevv kan gue bilang 22 bukan 23,” ucap Arka.
“Yaudah yaudah gapapaa, yang penting kan gue dirayain nya sekarang, bukan pas 23, ya gakk?” sambung Zean.
“Sorry ya kakk, tadi gue sama Najen lupaa angka berapanya, jadinya kita beli yang 23 deh,” ucap Jeviar.
“Gapapa Jev, yaudah mending sekarang potong kuenya, gue siapin dulu piringnya ya, kalian duduk aja disana,” ucap Zean sambil berjalan menuju ke arah dapur.
“Okeeyy,”
Mereka pun duduk di ruang tengah, kemudian Zean kembali membawa piring untuk makan kue bersama, setelah itu ia segera membagi kuenya dan diberikan kepada Arka dan yang lainnya.
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya mereka selesai makan dan Arka pun pulang kerumahnya.