Bel sekolah pun berbunyi, akhirnya Clara dan Reina menuju rumah Kia, tak lupa juga mereka membawakan makanan untuk Kia..

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di depan rumah Kia..

tok tok tok…

Clara pun mengetuk pintu rumah Kia tetapi tidak ada jawaban.

“Clar mungkin ga di kunci?” tanya Reina.

“Coba yaa..” Ucap Clara.

Clara pun membuka pintu nya ternyata memang tidak terkunci…

“Kebuka rei” ucap Clara sembari membuka pintu.

Mereka berdua akhirnya masuk kerumah Kia dan langsung menuju kamar Kia.

“Kii….bangunn” ucap Clara sembari menggerakkan badan Kia.

“Panas banget Clar badannya” ucap Reina sembari memegang badan Kia.

“Rei apa kita bawa ke rumah sakit aja ya? gue takut makin parah..” tanya Clara.

“Yaudah ayo bawa aja kerumah sakit…” jawab Reina.

Clara dan Reina pun membawa Kia menuju rumah sakit terdekat mengendarai taksi.

“Rei kita telfon kak Haidar jangan?” Tanya Clara.

“Yakin mau telfon kak Haidar?peduli apa dia sama Kia.” ucap Reina dengan kesal.

“Rei gaboleh gitu, mau gimana pun juga kak Haidar keluarga Kia..”

“Gaada keluarga yang biarin keluarga lain nya sakit Clar…”

“Serah lo deh Rei gue tetep telfon kak Haidar, mau dia peduli ataupun enggak setidaknya dia tau keberadaan Kia sekarang..”

Clara pun segera menghubungi Haidar namun hasil nya nihil.

“Gimana?ga dijawab kan?”

“Iya Rei… coba gue telfon kak Rakha deh siapa tau dia lagi bareng”

“Yaudah coba”

Dan Clara pun menghubungi Rakha…Beberapa detik kemudian akhirnya dijawab oleh Rakha..

percakapan telepon

“ Halo kak Rakha.. ini aku Clara..”

“Eh iya halo Clar, ada apa?”

“Kaka lagi sama kak Haidar gak?”

“Enggak Clar..”

“Ehmm anu kak kalo ketemu kak Haidar tolong kasih tau ya Kia sama kita dibawa ke Rs Mayapada”

“Loh Kia kenapa Clar?sakit nya makin parah?”

“Iya kak Kia ga sadar dari tadi juga”

“Yaudah nanti kaka kasih tau kak Haidar, kaka ikut ke rs ya nanti kaka nyusul sama kak Jean”

“Ohh oke kak makasih ya!”

telepon ditutup

“Syukur deh Rei kak Rakha jawab..”

“Iya Clar”

Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di Rumah sakit dan Kia segera dibawa ke ruang UGD.. Clara dan Reina menunggu di depan ruang UGD.

Tak lama kemudian Rakha dan Jean pun sampai di Rumah sakit dan setelah itu langsung menuju ke UGD

“Clar,Reii, Kia gimanaa?” tanya Rakha dengan panik

“Belum tau kak Kia masih di dalem” jawab Reina.

“Semoga Kia gapapa deh” ucap Jean.

“Oh iya kak, kak Haidar ga ikut?” tanya Clara.

“Haidar ga jawab telepon gue, gatau itu anak kemana” jawab Rakha.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya dokter yang memeriksa Kia keluar dari ruangan.

“Dok gimana keadaan Kia?” Tanya Rakha.

“Maaf sebelumnya, bisa saya berbicara dengan keluarga nya?” tanya Dokter kembali.

“Maaf dok kaka nya Kia belum sampai saat ini, tapi apa kita boleh tau apa yang terjadi sama Kia? kita temen deketnya Kia dok..” ucap Clara.

“Baik, salah satu dari kalian ikut saya keruangan” pinta Dokter.

“Baik dok…” jawab mereka secara bersama.

“kalo gue yang sana boleh? buat wakilin Haidar..” tanya Rakha kepada teman-temannya.

“Yaudah kak gapapa” jawab Clara.

Dan akhirnya Rakha pun ikut bersama dokter menuju ruangan.

“Jadi gimana dok keadaan Kia?” tanya Rakha.

“Setelah saya cek, adik Kia memiliki penyakit anemia yang dimana pasien tersebut kekurangan darah…” Jawab dokter.

“Apa penyakit itu berbahaya dok?” tanya Rakha.

“Jika tidak segera di obati, maka akan menyebab kan kerusakan otak,jantung dan organ-organ lainnya…Tapi kamu tenang aja, ini saya udah berikan resep obat yang harus di minum oleh pasien.”

“Baik dok saya paham..Terimakasih dok sebelumnya”

Rakha pun pamit kepada dokter tersebut kemudian ia menghampiri teman-temannya lagi.

“Gimana kak kata dokter?” tanya Clara.

“Kia punya penyakit anemia…Dia juga gaboleh kecapean, tapi gapapa kok kata dokternya ga bahaya selagi dia bisa jaga kesehatan nya.” Jawab Rakha.

“Syukur deh kalo gitu… Sekarang kita tinggal nunggu Kia sadar, semoga aja Kia cepet sadar..” Ucap Reina.

“Aamiin, yaudah gua ke kasir dulu tebus obat” ucap Rakha.

“Gua ikut” saut Jean.

“Ayo” ajak Rakha.

Rakha dan Jean pun meninggalkan Clara dan Reina kemudian menuju kasir untuk menebus obat Kia.

“Je, si Haidar kemana si anjing gua telfon ga diangkat angkat.” ucap Rakha dengan kesal.

“Sabar dulu, mungkin dia lagi dijalan atau sibuk..”

“Sibuk apa si Haidar?pacaran?”

“Yaudah lah nanti juga dateng kali”

Setelah percakapan itu Haidar pun menghubungi Rakha.

“Je, Haidar nelpon gua nih..”

“Yaudah angkat coba”

percakapan telepon

“Dar..Lo kemana si bangsat, adek lo masuk rumah sakit.” ucap Rakha dengan kesal.

“Hah?Kia masuk rs? sakit apa dia?” tanya Haidar.

“Kalo mau tau cepet kesini”

“Gua gabisa, lagi jalan sama Eri.”

“Anjing lo… Adek lo masuk rs dar, lo masih mentingin Eri? bangsat, gausah dateng lo ke rs, Kia ga butuh lo”

tuttt

percakapan berakhir

Rakha mematikan teleponnya dengan kesal.Dan ia akhirnya membayar obat tersebut kemudian langsung menuju ruangan Kia.

“Si Haidar jawab apa tadi?” tanya Jean.

“Lo bayangin Je,Haidar lebih mentingin cewenya dari pada adik nya…”

“Gila, segitu cintanya apa sama si Eri…”

“Makanya ga ngerti lagi gua”

Setelah beberapa menit kemudian mereka pun masuk kedalam kamar Kia.. Disana Kia masih terbaring dengan infusan darah yang ada di atasnya.

“Kii sadar yuk, gue kangen sama lo..” ucap Reina dengan sedih sembari memegang tangan Kia begitupun dengan Clara. “Iya ki bangun yuk, emang lo ga kangen main sama kita..”

Jean dan Rakha hanya memandangi temannya itu.. Setelah beberapa menit kemudian Kia pun membuka mata nya secara perlahan..

“Eh Kia bangun…Kak panggil dokter kak” ucap Clara dengan senang.

Rakha pun memanggil dokter untuk mengecek keadaan Kia..Setelah itu dokter pun memeriksa nya..

Beberapa menit kemudian akhirnya Kia pun tersadar.

“Clar,Rei…” panggil Kia.

“Iya ki kenapa?lo mau apa?” tanya Reina.

“Lo butuh apa ki? bilang sama kita..” sambung Clara

“Aa Idar mana?” tanya Kia

Clara dan yang lainnya pun terdiam dan saling menatap satu sama lain..

“A Idar mana Rei?Clar?” tanya Kia kembali.

“Haidar lagi di jalan Ki… Sabar ya mungkin bentar lagi sampe.” jawab Rakha.

“Bener kak?Aa bener kesini?” tanya Kia.

“Iya Ki bener, Haidar lagi otw” sambung Jean.

Kia pun tersenyum bahagia karena mendengar bahwa Haidar akan datang kerumah sakit…

Setelah beberapa jam kemudian Haidar belum datang juga kerumah sakit..Padahal yang Kia harapkan saat itu hanyalah Haidar…

“Kak Rakha..Aa kok belum dateng?” tanya Kia pada Rakha.

“Tapi dia bilang otw kok tadi, mungkin macet ki.” Jawab Rakha.

“Kia mau telpon aa, hp Kia dimana?” Tanya Kia.

“Ini hp lo ki” jawab Rakha sembari memberikan hp Kia.

Kia pun menghubungi Haidar tetapi hasilnya nihil, Haidar tidak menjawab telepon dari Kia..

“Ga dijawab kak, A Idar ga inget Kia ya kak?” tanya Kia

“Inget kok Ki, mungkin emang lagi dijalan jadi harus fokus sama jalan..” Jawab Rakha.

“Kak, Aa ga sayang Kia ya?”

“Ki gaboleh ngomong gitu ya…Haidar sayang sama lo, sabar ya ki, nanti Haidar dateng”

“Kalo aa sayang sama Kia kenapa aa ga kesini lebih awal kak?kenapa harus kalian yang dateng duluan?”

Rakha pun terdiam..Dan Teman-teman Kia yang lain sedang pulang kerumah nya masing-masing untuk istirahat, sekarang hanya ada Rakha dan Kia. Rakha pun mengalihkan pembicaraan.

“Ki minum obatnya dulu yuk, biar cepet sembuh” ucap Rakha sembari memberi obat ke Kia.

“Kia gamau obat kak,Kia mau aa” ucap Kia dengan sedih sembari menggelengkan kepalanya.

“Minum obat nya dulu ki, setelah minum obat pasti Haidar dateng, minum ya ki” ucap Rakha sembari memberikan minum pada Kia.

“Kia gamau kak,Kia mau aa” ucap Kia dengan kesal dan tangan nya pun terkena gelas yang dipegang oleh Rakha, alhasil gelas itu terjatuh ke lantai dan pecah.

“Ki..”

“Kak…Maaf”

“Gapapa ki, yaudah gua beresin dulu”

Kia pun tersedih karena ia melakukan kesalahan.Yang dipikiran Kia saat ini hanyalah Haidar.

Rakha pun membereskan pecahan gelas tersebut kemudian ia keluar dari kamar Kia.

Saat hendak menuju pintu kamar, Rakha membalikkan badannya untuk melihat Kia.

Ki, Haidar ga dateng, maafin gua udah boongin lo, plis Ki sadar, apa yang lo harapin dari Haidar?Haidar sibuk pacaran sedangkan lo terbaring disini… Gua gamau lo makin sakit ki..Please jangan gini..

Kia hanya memandangi jendela kamarnya sembari memegang hp nya yang dimana hp tersebut menunjukkan foto nya bersama Haidar.

Kia hanya ingin Haidar berada disampingnya bukan Rakha…