Rumah

Akhirnya Haidar pun di perbolehkan pulang kerumah nya, ia pulang bersama Kia dan Rakha.

Setelah beberapa jam kemudian mereka pun sampai dirumah Haidar.

“Kha, thanks ya.” Ucap Haidar.

“Iya sama-sama” “Mau gua bantu gak?” Tawar Rakha.

“Gausah kak, biar Kia aja yang bawa, makasih ya kak udah anter” Balas Kia.

“Okee, gua pulang ya, byee” Pamit Rakha.

“Byee” Balas Haidar dan Kia.

Kia pun membawa Haidar kedalam bersama kursi roda nya. Mereka masuk ke dalam dan langsung membereskan barangnya masing-masing.

Haidar hanya duduk diruang tengah, sedangkan Kia yang membereskan semuanya.

“Aa istirahat disini dulu ya, Kia mau beresin kamar dulu.”

“Iya, Ki.”

Yang bersih ya Ki, jangan sampe kotor, awas aja lo kalo masih kotor..” batin Haidar.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Kia selesai membereskan kamar miliknya dan milik Haidar.

“Aa mau langsung ke kamar?” Tanya Kia.

“Enggak, Ki.. Emm gua mau makan dulu boleh ga?”

“Boleh lah masa gaboleh, bentar Kia siapin ya.”

“Okee, Ki.”

Ohh gini rasanya jadi raja dirumah haha, gapapa deh lumayan bisa nyuruh-nyuruh” batin Haidar.

Kia pun pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk Haidar, tak lupa juga obat untuk menghilangkan rasa sakit di kaki Haidar.

Setelah beberapa menit, Kia kembali membawa makanan milik Haidar.

“Nih a, makan dulu.”

“Thanks, Ki.”

“Sama-sama, oh iya jangan lupa minum obatnya ya a, Kia mau ke kamar dulu.”

“Oke,Ki.”

Kia pun pergi meninggalkan Haidar dan menuju ke kamarnya. Kia ke kamar hanya ingin istirahat sejenak, ia cape untuk seharian ini, tapi ia tidak ingin terlihat cape di depan kakak nya itu. Ia masih memperdulikan Haidar layaknya seorang adik peduli pada kakak nya.

Ia sangat menyayangi Haidar, ntah Haidar menyayanginya balik atau tidak yang penting ia tidak pernah membenci Haidar sedikit pun.