Patah

Saat ini Eri pergi kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Haidar, ia melajukan mobil nya dengan kecepatan normal sampai akhirnya ia sampai dirumah sakit dan langsung menuju ruang ICU.

“Haaii sayangg, aku bawa makan nih tapi cuman 1 doang,soalnya kan kamu gaboleh makan makanan dari luar hehe..” Ucap Eri sambil berjalan menuju ke samping kasur Haidar.

“Kamu lagi mimpi apa sih? kayanya asik banget mimpi nya..”

“Aku boleh minta sesuatu gak? Mimpi nya udahan aja ya?”

Eri hanya bisa berbicara sendiri saat ini, Haidar pun belum sadarkan diri, ntah sampai kapan ia bisa sadar dari tidur nya itu..

Eri menatap Haidar dalam, ia menginginkan pria itu bangun, yang bisa ia lakukan saat ini hanya menggenggam tangan pria itu sambil menitikan air mata nya.

Diamatinya Haidar yang masih tak kunjung memberikan respon. Merasa lelah, Eri meletakan kepalanya di sisi kanan ranjang Haidar sambil mengusap-usap punggung tangan laki-laki itu. Perlahan, Eri memejamkan mata, tertidur karena rasa kantuk yang mulai menyerangnya.

Namun baru lima menit ia menutup mata, ada pergerakan halus dari tangan yang berada di dalam genggamannya. Sontak Eri terbangun, memastikan bahwa pergerakan itu berasal dari tangan Haidar. Dilihatnya Haidar yang perlahan mulai membuka matanya. Eri yang gembira lantas segera memanggil dokter.

“Haidar? akhirnya ya tuhann kamu sadar jugaa, bentar aku panggil dokter dulu yaa” Ucap Eri dengan gembira.

Ia pun keluar dari kamar itu dan mencari dokter untuk memeriksa Haidar, setelah beberapa menit kemudian Haidar pun di periksa oleh dokter dan tidak ada tanda-tanda yang buruk yang menimpa Haidar, hanya saja ia mengalami patah tulang pada kaki kanan nya, kata dokter pun itu hanya sementara.

Setelah memeriksanya dokter pun keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Eri bersama Haidar.

“Sayang, kamu makan dulu ya nanti abis itu minum obat, okay?” Pinta Eri pada Haidar.

“Aku gak laper”

“Tapi kamu harus minum obat dan obatnya dimakan setelah kamu makan nasi, makan ya?”

“Dikit aja ya”

“Iya yang penting kamu makan”

Saat itu Eri langsung menyuapi lelakinya itu,walau hanya makan sedikit setidaknya ada beberapa nasi masuk ke mulut nya.

“Kamu udah lama disini?”

“Dari kemaren aku disini nunggu kamu bangun, akhirnya bangun juga sekarang”

“Makasih yaa”

“Iya sama sama”

“Terus kamu ngabarin ke temen-temen aku gak?”

Eri terdiam.

“Sayang?”

“Hah, kenapa?”

“Kamu ga ngabarin temen-temen aku?”

“Ohh itu, aku ngabarin kok cuman gaada yang bisa dihubungin makanya belum ada yang kesini.”

“Ohh gitu, aku mau nanya deh, ini kaki aku kenapa ga kerasa ya? kaya hilang gitu,terus juga tadi dokter ga ngomong apa apa soal kaki aku.”

“Babe, kamu yang sabar ya, kaki kanan kamu patah sementara, untuk saat ini kamu belum bisa jalan kaya biasanya..”

Haidar terdiam,ia terkejut setelah mendengar penjelasan dari Eri. Walau hanya sementara tapi rasanya sangat sakit..

“Sementara? berapa lama?”

“Aku kurang tau yang pasti nya berapa lama, tapi kamu disaranin dokter untuk melakukan terapi agar bisa sembuh dengan cepat.”

“Sayang… Aku takut”

“Engga babe, aku disini, aku bakal nemenin kamu okey? kamu jangan takut ya..” Ucap Eri sambil mengelus kepala Haidar.

Haidar tersenyum pada Eri, ia senang Eri berara di sisi nya saat ini, Tapi disisi lain ia pun ingin teman-temannya berada di samping nya saat itu juga, cuman takdir berkata lain bahwa ternyata Eri lah yang berada di sisinya.

Haidar please sembuh dengan cepat ya? Gue juga gamau terlalu lama ngurusin lo yang patah kaya gini” Ucap Eri dalam hati sambil memperhatikan Haidar.