Mimpi
—
Arka masih mengenggam tangan Zean dengan erat, ia memperhatikan dengan tatapan yang penuh kekhawatirannya itu. Yang Arka harapkan saat ini hanyalah kesadaran Zean, ia berdoa agar Zean cepat sadar dari pingsannya itu.
“Ze, bangun ayo. Nanti kalo lo bangun, gue beliin seblak deh, janji.” Arka menetes air mata nya sehingga terjatuh di genggamannya itu.
Kepala nya menunduk, merasa lelah hingga akhirnya tanpa di sadari ia tertidur di sisi kasur Zean.
Setelah beberapa menit kemudian, Zean mulai tersadar. Ia membuka matanya perlahan hingga sadar melihat pemandangan yang sangat indah di depannya.
Ia melihat Arka sedang tertidur pulas di sampingnya itu. Zean mengangkat tangannya dan memegang kepala Arka, ia mengelus kepala Arka dengan pelan.
“Ka, cape ya? Maaf ya aku bikin kamu khawatir gini,” ucap Zean dengan nada lemasnya itu.
Arka merasakan pergerakkan yang ada di kepalanya, ia merasa ada yang memegang kepalanya itu. Arka segera bangun dari tidurnya dan melihat kembali keadaan Zean.
“Ze, lo sadar? Ze jawab gue! Tadi lo kan yang manggil gue? Tadi lo kan yang megang kepala gue? Ze jawab!”
Arka mengira bahwasanya Zean lah yang membangunkan tidur nya tadi, tapi ternyata itu hanya sebuah cerita yang masuk ke dalam mimpi Arka.