Menunggu Abian
—
Setelah membersihkan dirinya di toilet, Alana pun pergi ke kelas nya kembali, dikarenakan kelas nya sudah selesai, ia bersantai terlebih dahulu di kelasnya itu.
Alana pun kembali duduk di kursi nya dan menulis catatan yang ada di papan tulis, sementara itu Sasa teman sebangku nya saat ini hanya sibuk memandangi hp nya.
“Liatin apa sih lo, serius bangett? Haha,” ucap Alana sambil lirik ke hp Sasa.
“Kepoo ih, btw lo mau ke kantin gak? Gue laper nih,” ajak Sasa sambil mengusap perutnya menandakan bahwa ia kelaparan.
“Lo duluan aja, gue masih nulis nih,” tolak Alana.
“Yaudah deh, gue duluan yaa, byee,”
“Byee,”
Sasa pun bangkit dari duduk nya dan langsung menuju ke kantin, Alana melanjutkan nulis nya kembali sambil menunggu Abian keluar dari kelasnya.
Saat ini Tama yang duduk di belakang Alana pindah ke tempat duduk Sasa yang berada samping Alana.
“Masih banyak, Al?” tanya Tama.
“Lumayan nih, kenapa?” tanya Alana kembali.
“Gue mau ke kantin, lo mau nitip gak?”
“Gausah, Tam.. Gue nanti ke kantin kok abis nyatet kelar,”
“Ohh okee, gue bareng lo aja deh,”
“Gausah, Tam, kalo lo laper gapapa duluan aja, soalnya gue juga nunggu Abian, hehe,”
“Ohh, Abian,” batin Tama.
“Ohh gitu, yaudah gue duluan yaa,”
“Okee, Tam,”
Setelah itu Tama pun pergi meninggalkan Alana, dan Alana melanjutkan nulisnya kembali.
Setelah beberapa menit kemudian Abian pun datang ke kelas Alana dan langsung menghampiri Alana.
“Al, ke kantin ayo, laper nih gue,” ajak Abian sambil memegang perutnya.
“Bentar-bentar, dikit lagi nih,” balas Alana yang sedang menulis.
“Ihh ayoo, gue laperrr, keburu bel lagi nanti,”
“Iss yaudah iyaiya ayoo,”
“Okaayyy,”
Alana dan Abian pun pergi ke kantin bersamaan, saat mereka berjalan menuju ke kantin banyak para siswa/i yang memperhatikannya, tetapi karena sudah terbiasa mereka dipandang seperti itu, sikap mereka biasa saja dan mereka memaklumi nya, karena tidak ada kata kata yang menyakiti hati mereka.