Kiara's story
—
Clara melangkahkan kaki nya dan menuju ke depan rumah kemudian membukakan pintu untuk Kia.
“Astaga, Ki.. Masuk masukkk,” ucap Clara sambil melihat Kia basah kehujanan.
Clara menuntun Kia untuk masuk ke dalam dan menyuruh Kia duduk terlebih dahulu.
“Ki, lo duduk sini dulu ya, gue buatin air anget dulu buat lo,” ucap Clara.
“Iyaa, Clar.. Makasih ya,” balas Kia.
“Okee,”
Clara pun pergi ke dapur dan menyiapkan air hangat untuk Kia.
“Reii, Reinaa.. Ke ruang tengah dong bawain anduk sama baju buat Kia.” Teriak Clara dari dapur.
“Okeee, sebentarrr,” balas Reina dari kamar.
Jarak kamar Clara dan dapur memang tidak terlalu jauh sehingga Reina bisa mendengar panggilan Clara itu.
Dengan cepat Reina mengambil baju dan handuk untuk Kia dan langsung keluar kamar menghampiri Kia.
“Astaga, Ki.. Lo kenapa bisa basah kaya gini? Emang gak bawa payung? Ga di anter aa lo?” tanya Reina sambil mengusap kepala Kia dengan handuk.
“Rei..” “Diluar hujan, aa gak dirumah, gue naik ojol kesini,” ucap Kia sambil memegang tangan Reina.
“Ki, sorry,” ucap Reina sambil menyisihkan helai rambut Kia yang menghalangi wajahnya.
“Gapapa, Reina,” ucap Kia sambil tersenyum kepada Reina.
“Reii, udah lo kasih handuk nya?” ucap Clara sambil berjalan ke ruang tamu dan membawa air untuk Kia.
“Udah nih,” balas Reina.
“Ki, minum dulu ya, abis itu lo mandi ganti baju biar gak masuk angin,” ucap Clara sambil memberikan gelas pada Kia.
“Iyaa, Clar,” balas Kia.
Akhirnya Kia meminum air hangat yang di buat oleh Clara dan setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk ganti baju.
Setelah beberapa menit kemudian ia kembali lagi menghampiri kedua temannya itu di ruang tengah.
“Ki, ada yang mau di ceritain?” tanya Clara.
“Ada,” jawab Kia.
“Kita ga maksa lo buat cerita kok, Ki.. Kalau emang gamau gapapa,” ucap Reina.
“Gapapa, Rei, gue mau cerita aja.. Gue kadang capek sama keadaan, gue bingung harus jalanin kaya gimana, gue udah lakuin ini itu tapi semuanya gaada yang berubah.. Dari dulu kerjaan gue dirumah cuman dengerin ocehan yang keluar dari mulut aa, semenjak di tinggal sama bokap aa gue selalu cuek sama gue, selalu hindarin gue, dia kaya gak anggep gue adiknya, gue bingung letak kesalahan gue dimana? Gue selalu di salahin sama dia karena gue lahir, dia salahin gue karena gue hadir di dunia ini, kalian tau? Penyebab kematian nyokap gue itu karena gue lahir. Gak seharusnya gue lahir di dunia ini..” Kia merintihkan air matanya.
Saat ini Reina dan Clara hanya bisa mendengarkan apa yang keluar dari mulut Kia, mereka pun terkejut atas apa yang sudah Kia ceritakan. Mereka hanya bisa mengelus pundak Kia untuk membuat Kia tenang.
“Rei, Clar.. Gue harus nya gak lahir kalo kenyataannya kaya gini, gue ga minta buat dilahirin. Gue cuman gamau di salahin kaya gini, hiks.. Aa selalu nyalahin gue atas kepergian nyokap, dia selalu bilang kalau gue ga pantes buat hadir di dunia ini, termasuk soal bokap gue. Bokap pergi karena akibat kecelakaan, dan gue terlibat di situ, gue sama bokap 1 mobil dan yang selamat hanya gue.. Dan kalian tau? Aa gue nyalahin gue atas kecelakaan ini, aa gue bilang gue yang nyelakain bokap, padahal enggak, Rei, Clar. Kalian tau? Penyebab kecelakaan bokap itu kak Eri, pacar nya aa.” Kia merintihkan air matanya kembali.
Lagi lagi cerita ini membuat temannya terkejut, mereka tidak menyangka bahwa ternyata hidup Kia seperti ini, karena yang mereka tau Kia selalu terlihat bahagia dan semuanya baik-baik saja, tapi kenyataannya, enggak.
“Ki, gue gatau harus jawab apa,” ucap Clara sambil mengusap pipi Kia yang sudah dibasahi oleh air matanya itu.
“Clar, biarin gue cerita, ya? Kalian mau respon apa enggak juga gapapa, yang penting kalian tau kehidupan gue yang asli seperti apa,” balas Kia.
Clara dan Reina menganggukkan kepalanya yang menandakan mereka mengerti apa yang Kia ucapkan.
“Lagi-lagi kak Eri yang rusakin keluarga gue, selain kecelakaan bokap, dia juga nyulik gue, gue gatau tujuan dia nyulik tuh apa? Dia mau rebut aa dari gue? Bisa kan pake cara lain? Gue bakal nerima dia kalau emang dia baik sama gue dan sama aa, gue cuman pengen bahagia, Rei, Clar… Apa gabisa gue hidup tenang? Its oke kalau emang aa mau sama kak Eri, tapi tolong posisikan gue sebagai keluarga, bukan teman ataupun musuh. Selama ini aa gasuka sama gue karena gue penyebab bokap sama nyokap meninggal, padahal kenyataannya gak gitu. Gue lahir juga bukan keinginan gue, kalo kenyataannya kaya gini juga gue gak mau buat di lahirin, Rei, Clar.. Gue tau aa lebih bahagia sama kak Eri, tapi apa gak bisa aa memposisikan gue sebagai adik? Gue cuman pengen di hargain.. Hikss,”
Lagi-lagi Kia menangis, ia merasakan kesakitan di hati nya, ia kecewa, capek, dan selalu sakit. Keinginan Kia saat ini hanyalah kebahagiaan, ntah bersama siapa pun itu, yang penting dirinya bahagia.
Reina yang paham situasi saat ini langsung memeluk Kia dan Clara secara bersamaan. Kia menangis di pelukan kedua temannya itu, ia merasakan kehangatan saat ini.
“Ki, lo yang tenang ya.. Gue sama Clara disini, kita bakal temenin lo disaat lo susah, senang, apapun itu. Kita disini, Ki.. Kalau lo butuh kita, kita selalu disini,” ucap Reina sambil mengelus punggung Kia.
“Iyaa, Ki.. Gue sama Reina bakal jaga lo semampu kita, ya? Lo jangan ngerasa sendiri lagi.. Kalau ada apa apa cerita sama kita, jangan suka pendem masalah sendiri, ya?” ucap Clara sambil mengusap kepala Kia.
Kia menganggukkan kepalanya pelan menandakan ia mengerti apa yang temannya bicarakan, setelah itu ia melepaskan pelukan tersebut dan menatap kedua temannya itu sambil tersenyum.
“Gue sayang banget sama kalian, jangan tinggalin gue, ya?” ucap Kia.
“Iyaa, Ki, gue janji gabakal ninggalin lo, oke?” balas Reina.
Kia mengangguk tersenyum.
“Bentar ya, gue ke dapur dulu mau ambil minum,” ucap Kia sambil bangun dari duduknya.
“Biar gue ambilin, Ki.. Lo duduk aja disini,” ucap Clara sambil memegang bahu Kia untuk duduk kembali.
“Gausah, Clar, gue bisa sendiri kok,” balas Kia.
“Yaudah terserah lo,” ucap Clara.
Kia pun bangkit kembali dari duduk nya dan ia menuju ke dapur untuk mengambil minum, saat ia mengambil gelas di lemari atas kompor ia merasakan kesakitan di kepalanya sehingga membuat gelas itu terjatuh.
Praanngg